بســــم الله الرحمان الرحيم
الحمد لله رب العالمين حمداً يوافى نعمه ويكافئ مزيده
اللهم صل على سيدنا محمد عدد ما في علم الله
صلاة دائمة بدوام ملك الله
- Selawat as-Sa`adah
اللهم أنت ربي لا إله إلا أ نت خلقتني وأنا عبدك
وأنا على عهدك ووعدك ما استطعت
أعوذ بك من شر ما صنعت
أبوء لك بنعمتك علي وأبوء لك بذنبي
فاغفر لي فإنه لا يغفر الذنوب إلا أنت
- Sayyidul Istighfar
الســــلام عليكم ورحمة الله وبركـــاته
الحمد لله رب العالمين حمداً يوافى نعمه ويكافئ مزيده
اللهم صل على سيدنا محمد عدد ما في علم الله
صلاة دائمة بدوام ملك الله
- Selawat as-Sa`adah
اللهم أنت ربي لا إله إلا أ نت خلقتني وأنا عبدك
وأنا على عهدك ووعدك ما استطعت
أعوذ بك من شر ما صنعت
أبوء لك بنعمتك علي وأبوء لك بذنبي
فاغفر لي فإنه لا يغفر الذنوب إلا أنت
- Sayyidul Istighfar
الســــلام عليكم ورحمة الله وبركـــاته
"Limpahan Puji Kehadirat ALLAH سبحانه وتعالى yang telah Menghadirkan kita di Majelis Agung bersama Cahaya Keagungan ALLAH سبحانه وتعالى bersama Nurrussamawati wal Ardh (ALLAH سبحانه وتعالى), Maha Raja yang Menerangi langit dan bumi, Yang Maha Menerangi jiwa hambaNYA dengan Ketenangan, dengan Kebahagiaan, dengan kesejukan, dengan Kebahagiaan (sa`adah) dunia dan akhirat.
Hadirin-hadirat, sampailah kita di malam yang Agung ini, di salah satu dari malam-malam Mulia (10 malam Dzulhijjah). 10 malam Dzulhijjah sebagaimana disabdakan oleh Nabiyyuna Muhammad صلى الله عليه وسلم, diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, "Mal `amal min ayyaamin afdhal minha fii hadhih" (tidak ada satu amal yang lebih mulia dan luhur daripada malam-malam di sepuluh malam Dzulhijah dan di hari-hari mulia mulai tanggal 1 hingga tanggal 10 Dzulhijjah).
Hadirin-hadirat yang Dimuliakan ALLAH, inilah malam-malam yang Agung dan hari-hari yang Suci, yang ALLAH سبحانه وتعالى sedemikian banyak Mengangkat derajat hamba-hambaNYA di muka bumi. RahmatNYA (ALLAH سبحانه وتعالى) yang terus Berlimpah, Dilipat-gandakan di hari-hari Mulia di 10 hari Suci Dzulhijjah (mulai tanggal 1 hingga tanggal 10 Dzulhijjah). Oleh sebab itu para Muhadditsin menjelaskan daripada makna Hadiths Rasul صلى الله عليه وسلم, yang mengatakan bahwa setiap amal-amal umat ini dikalikan 10X. Sebagaimana riwayat Shahih Bukhari, "Amal-amal umat ini Dilipat-gandakan 10X lipat sampai 700X lipat". Dan para Muhaddits menjelaskan masing-masing waktu punya waktu Dilipat-gandakannya amal yang lebih besar diantaranya waktu-waktu yang afdhal di 10 hari bulan Dzulhijjah dan juga di hari-hari Ramadhan. Di hari-hari inilah, ALLAH سبحانه وتعالى Melipat-gandakan amal-amal umat ini 700X lipat.
Mereka yang menghadiri Majelis Mulia, Majelis Dzikir dan Majelis Ta`lim kalikan pahala kehadiran 700X Majelis. Mereka yang berdoa kepada ALLAH disaat-saat ini dihitung 700X berdoa. Mereka yang beribadah dengan fardhu dan sunnah dikalikan 700X lipat. Inilah hari-hari Suci dan hari-hari yang Agung bagi hamba-hamba ALLAH yang mengenal Anugerah ALLAH, yang memahami tuntunan-tuntunan terluhur dari semua tuntunan, bimbingan Sayyidina Muhammad صلى الله عليه وسلم.
Limpahan Puji Kehadirat ALLAH yang telah Membangkitkan keinginan didalam perasaan kita untuk hadir dan ingin dekat Kehadirat ALLAH. Diriwayatkan di dalam Shahih Muslim ketika datang seseorang kepada Nabi صلى الله عليه ,وسلم "Ya RasuluLlah, amal apa yang membuatku semakin dekat kepada Syurga dan semakin jauh dari neraka?". Rasul صلى الله عليه وسلم tersenyum dan terdiam seraya bergumam, "Laqad hudiy.. Laqad hudiy... Laqad hudiy..," (orang ini sudah dapat Hidayah), kata Rasul صلى الله عليه وسلم. Padahal orang itu belum beramal apa-apa, belum berbuat sesuatu hanya bertanya, "Apa yang membuat amal seseorang jauh dari neraka dan makin dekat ke Syurga." Munculnya keinginan dari hal itu adalah perasaan yang indah dan itulah Hidayah yang disabdakan oleh Sang Nabi صلى الله عليه وسلم, "Laqad hudiy" (dia sudah mendapat Hidayah)," kata Rasul صلى الله عليه وسلم. Maksudnya apa? Ketika jiwa mempunyai keinginan untuk berbuat hal-hal yang Indah di Sisi ALLAH, itulah Cahaya Hidayah. Semoga ALLAH Menerangi jiwa kita dengan Cahaya Hidayah (amin).
Hadirin-hadirat, inilah malam-malam Suci yang Luhur. Inilah hari-hari yang Indah, mulai tanggal 1 hingga 10 Dzulhijjah. Disunnahkan berpuasa dari tanggal 1 hingga tanggal 9 Dzulhijjah dan puncaknya di hari `Arafah, sebagaimana riwayat banyak Hadiths diantaranya Musnad Imam Ahmad dan juga Imam Tirmidzi dan lainnya, "Barangsiapa yang berpuasa pada hari `Arafah Diampuni dosanya setahun yang terdahulu dan setahun yang akan datang." Kita menemukan banyak Hadiths tentang kehebatan amal dan Pengampunan ALLAH, tapi belum pernah saya tahu ada Hadiths amal yang bisa menghapus dosa yang lalu dan yang akan datang. Kalau dosa yang lalu banyak kita temukan Hadiths, tapi kalau dosa yang akan datang Dimaafkan juga ALLAH سبحانه وتعالى, inilah Rahasia Kemuliaan Puasa `Arafah. 1 hari (`Arafah) itu mulia hadirin-hadirat, Ampunan ALLAH untuk 1 tahun lalu dan 1 tahun yang akan datang.
Barangkali muncul seseorang berkata dalam hatinya, "Kalau begitu enak dong bermaksiat bisa sampai setahun yang akan datang Diampuni." Hadirin, orang yang berikhlas puasa di hari `Arafah dengan niat Lillah (karena ALLAH سبحانه وتعالى), ALLAH akan Sucikan hari-harinya sepanjang tahun yang akan datang hingga tidaklah ia terjebak ke dalam dosa terkecuali ia taubat kepada ALLAH سبحانه وتعالى.
Hadirin-hadirat, inilah Kemuliaan hari-hari mulia Dzulhijjah. Dan pula tentunya ALLAH سبحانه وتعالى Muliakan mereka-mereka yang berangkat menuju Haji dan Umrah. Dengan Kemuliaan sebagai tamu-tamu Rabbul `Alamin. Beruntung yang berangkat dan beruntung mereka yang mendoakan bagi mereka yang berangkat. Karena tiadalah seseorang berdoa untuk saudaranya dengan kebaikan terkecuali ALLAH Wakilkan Malaikat berkata, "Amin wa laka mitsluhu," demikian dikatakan para Malaikat. Kalau seseorang mendoakan orang lain dengan kebaikan, Malaikat menjawab, "Amin wa laka mitsluhu." Kalau kita mendoakan, "Rabbiy ampuni semua mereka yang hadir di padang `Arafah." Malaikat menjawab, "Amin dan untukmu Pengampunan `Arafah." Kalau kita mendoakan, "Rabbiy muliakan semua tamuMU di medan Haji dan Umrah dengan Haji Mabrur, kau mendapatkan sedemikian banyak kemuliaannya." Dengan jiwa yang perduli terhadap kebaikan dan kemaslahatan saudaranya Muslimin.
Oleh sebab itu kehidupan ini berubah-ubah tergantung dengan sanubari dan perasaan hati. Sebagaimana Hadiths yang kita baca tadi bersama-sama, Hadiths riwayat Shahih Bukhari, "Ala wa inna fiiljasadi mudhghatan" (bahwa di dalam tubuh manusia itu ada segumpal daging). Daging itu banyak, ada di kepala, di tangan, di kaki. Ada segumpal daging kata Sang Nabi صلى الله عليه وسلم, "Idza shalahat shalahaljasadu kulluh wa idza fasadat fasadaljasadu kulluhu" (apabila ia baik itu segumpal daging maka baik seluruh tubuhnya, kalau seandainya gumpalan daging itu buruk, buruklah seluruh tubuhnya). Apakah itu? "Ala wa hiyalqalb" (itulah sanubari dan hati kita). Perasaan kita itulah yang membuat kehidupan kita dan tubuh kita menjadi baik perlakuannya atau menjadi buruk.
Ketika seseorang beriman kepada ALLAH dan mengetahui Cahaya Keagungan Rabbul `Alamin. Jiwanya senang dengan kedekatan KehadiratuLlah. Berdzikir mensucikan dirinya, ia akan lihat anggota tubuhnya juga akan sangat berat berbuat dosa. Kenapa? Karena sanubarinya suci. Sudah dikatakan oleh Sang Nabi صلى الله عليه وسلم (dalam Hadiths tersebut), maka jika hatinya penuh kerusakan, penuh caci maki terhadap saudaranya, penuh kebencian, muncul nanti ucapan yang buruk, penglihatan yang buruk, pendengaran yang buruk, perbuatan yang buruk, hari-hari yang terus di dalam kegelapan. Oleh sebab itu ketika kita memahami ini, benahi jiwa dan sanubari kita, benahi perasaan kita. Jadikanlah Cahaya ALLAH Menerangi sanubari dan perasaan kita hingga akan kita temukan dosa-dosa itu jauh dari kita dan sangat sulit kita melakukannya.
Kalau jiwanya sudah penuh dengan kemungkaran maka tubuhnya sangat mudah terjebak di dalam dosa. Oleh sebab itu kalau muncul pertanyaan, "Bagaimana caranya terhindar dari dosa-dosa?." (Maka jawabannya) Jaga perasaan dan hatimu agar selalu di dalam kekhusyu`an kepada ALLAH سبحانه وتعالى. Kita bertanya, "Bagaimana caranya khusyu`? Bagaimana jiwa kita dipenuhi Cahaya ALLAH?." Ingatlah saat-saat perjumpaan, disaat tubuhmu sudah tidak bernyawa lalu diturunkan ke dalam lubang yang menjadi rumah yang terakhir di dunia, saat itu tubuh kita di hadapkan dan wajah kita diciumkan ke tanah, kafan yang menutupi wajah dibuka, mukanya diciumkan ke dinding kuburnya dan tanah ditumpahkan diatas tubuh kita, dan saat-saat itu kita berpisah dengan segala-galanya illALLAH (kecuali ALLAH), berpisah dengan segala-galanya selain ALLAH سبحانه وتعالى Yang Maha Ada dan Tetap Ada.
Beruntunglah mereka yang mengingat saat-saat itu, ia hanya bersama ALLAH. Akankah bersama KemurkaanNYA atau bersama Keredhaan dan Kecintaan ALLAH. Dan ingatlah saat-saat kita akan berdiri di Hadapan Rabbul `Alamin." - Wasiat Habibana Munzir ibn Fuad al-Musawa حفظه الله تعالى
* 1 Dzulhijjah 1430H bersamaan hari Rabu, 18hb November 2009M
9 Dzulhijjah 1430H (Hari `Arafah) bersamaan hari Khamis, 26hb November 2009M
بارك الله فيكم وجزاكم الله خير الجزاء
والله تعالى أعلم بالصواب
9 Dzulhijjah 1430H (Hari `Arafah) bersamaan hari Khamis, 26hb November 2009M
بارك الله فيكم وجزاكم الله خير الجزاء
والله تعالى أعلم بالصواب